Total Tayangan Halaman

Selasa, 18 Desember 2012

Media

MEDIA RADIO DAN REKAMAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok matakuliah Pengembangan Media PAI
Dosen Pengampu: Dr. Sukiman, M.Pd.



Disusun Oleh:
Mukhamat Munshorif    (19 / 10411062)
Ngudi Sukmana    (20 / 10411063)

KELAS V PAI B


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang professional dan mampu menyelaraskan antara media pendidikan dan metode pendidikan baik menggunakan media Audio, Visual maupun audio-visual. Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan serta perubahan sikap masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Hal ini mendorong setiap lembaga pendidikan untuk mengembangkan lembaganya lebih maju dengan memanfaatkan teknologi modern dan kemajuan ilmu pengetahuan sebagai media pembelajaran.
Media audio Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal(kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain, radio, alat perekam pita magnetik piringan hitam dan laboratorium bahasa. Dalam pembahasan kali ini pokok tema akan ditujukan pada alat media pembelajaran berupa radio dan alat rekaman.
B.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari radio?
2.    Apa saja kelebihan dan kekurangan media radio?
3.    Bagaimana pemanfaatan media radio untuk pembelajaran?
4.    Apa pengertian dari media rekaman?
5.    Apa saja Kelebihan dan kekurangan media rekaman?
6.    Bagaimana penggunaan media rekaman?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari radio
2.    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media radio
3.    Untuk mengetahui pemanfaatan media radio untuk pembelajaran
4.    Untuk mengetahui pengertian dari media rekaman
5.    Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan media rekaman
6.    Untuk mengetahui penggunaan media rekaman





















BAB II PEMBAHASAN
A.    Radio
1.    Pengertian Radio
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:719) diartikan: 1. siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara 2 pemancar radio; 3. pesawat radio. Dari pengertian tersebut radio adalah pesan atau materi siaran, pemancar radio yang berperan sebagai penerima siaran sehingga bisa didengarkan oleh para pendengar.
Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah saat tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912. Jika melihat peristiwa di Indonesia tentu kita tidak melupakan peristiwa pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang di dengarkan seluruh pelosok daerah dengan salah satunya disiarkan melalui media radio yang di rakit oleh Gunawan yang sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia. Pada masa sekarang radio sudah dijadikan institusi publik yang terbuka, artinya radio dapat dimiliki dan dioprasikan siapa saja dari latar belakang pendidikan, sosial-ekonomi dan kelompok masyarakat apapun. Radio di dalam dunia pendidikan sudah ada sejak tahun 1952 di Indonesia yang disebut (SRP) atau Siaran Radio Pendidikan.
1)    Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo). Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
2)    Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi), Pada tahun 1933 Armstrong menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.
3)    Radio internet
Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet.
4)    Radio satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
5)    Radio berdefinisi tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.
2.    Kelebihan dan kekurangan media radio
Sebagai suatu media radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
1)    Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV.
2)    Sifatnya mudah dipindahkan (mobile).  Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang keruang lain dengan mudah.
3)    Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal, program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4)    Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak
5)    Dapat merangsang partisipasi aktif daripada pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi maupun menari.
6)    Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya. (terutama ini amat berguna bagi program sastra/puisi).
7)    Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
8)    Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru antara lain:
a.    Radio dapat menampilkan kedalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang studi tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk mengajar.
b.    Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat guru-guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu pelajarannya;
c.    Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot). Pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan arsip-arsip yang siap dipakai; dan
d.    Siaran-siaran yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran (immediciacy) pada sebagian besar topik.
9)    Radio dapat mengerjakan hal-hal tertrntu yang tak dapat dikerjakan oleh guru. Dia dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas. Kisah petualangan seseorang pengembara bisa diturunkan ke kelas-kelas secara langsung lewat radio.
10)    Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkuannya luas.
11)    Kemudia kelebihan radio didalam sumber buku yang lain menyatakan bahwa kelebihan radio yaitu dapat mencapai pendengaran dalam jumlah yang besar dengan lebih cepat dan lebih murah daripada sarana komunikasi lain.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, diantaranya:
1)    Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication)
2)    Biasanya siarannya disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya,
3)    Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sering kali menyulitkan.
4)    Radio tidak dapat memberikan informasi secara terperinci, sebab para pendengarnya segera lupa dan informasi itu tidak dapat disimpan untuk digunakan dikemudian hari.
3.    Pemanfaatan Media Radio untuk Pembelajaran
1)    Belajar Mengajar Melalui Radio
Belajar melalui radio pendidikan merupakan kegiatan yang unik. Dikatakan demikian karena belajar melalui radio hanya menggunakan satu alat indera utama, yaitu indera pendengar. Yates mengemukakan ada tiga tahap proses mendengarkan yaitu, hearing, listening dan auding. Hearing adalah kegiatan mendengar, yaitu menggunakan alat indera pendengar untuk menerima rangsangan berupa bunyi atau suara. Listening adalah kegiatan mendengarkan, yaitu adanya keterlibatan mental manusia ketika mendengar bunyi atau suara. Sedangkan auding adalah kegiatan mendengarkan dan memahami apa yang didengarkannya. Walaupun sebagian besar kegiatan manusia digunakan untuk mendengarkan, namun tidak banyak hal yang diingat oleh otak manusia. Banyak hal yang kita dengarkan, tetapi banyak pula yang segera terlupakan, terlebih bila kita belum sampai pada tahapan auding. Agar tidak mudah lupa, kegiatan mendengrkan harus disertai dengan mencatat hal-hal pokok yang didengarkannya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kegiatan mendengar bukanlah kegiatan yang pasif, melainkan kegiatan yang aktif. Karena dalam proses mendengar kita dituntut untuk memikirkan apa yang kita dengar agar dapat kita pahami. Oleh karena itu pendengar radio pendidikan harus memiliki kemampuan mendengar yang baik.
2)    Mengajar Melalui Radio
Kegiatan mengajar melalui radio mirip dengan kegiatan penyiaran (announcing). Perbedaannya hanya pada isi pesan yang disiarkan. Henneka seperti yang dikutip Effendy, memberikan definisi penyiaran sebagai berikut: Penyiaran adalah suatu usaha mengkomunikasikan informasi untuk memberitahukan sesuatu kepada pendengar. Meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar, namun penyiaran tersebut ditujukan kepada pendengar secara perorangan, dan komunikasi ini akan sempurna hanya apabila si pendengar mendengarkan, memahami, tertarik dan kemudian melakukan apa yang telah ia dengarkan. Karena itu dalam memanfaatkan radio untuk kegiatan mengajar, berlaku pula prinsip-prinsip umum penyiaran, termasuk cara penulisan naskah siarannya. Adapun prinsip-prinsip umum penyiaran sebagai berikut:
1)    Menggunakan kata-kata yang sederhana, umum, lazim dipakai, mengesankan dan tidak melanggar kesopanan.
2)    Mengadakan pengulangan kata atau kalimat yang memuat gagasan penting
3)    Menggunnakan susunan kalimat yang logis, baik atau bergaya obrolan.
4)    Menggunakan kalimat yang ringkas.
5)    Angka-angka harus dibulatkan sesuai keperluan.
Penggunaan media radio dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat memberikan andil yang cukup menunjang diantaranya:
1)    Memberi tambahan wawasan materi pembelajaran yang berkaitan dengan unsur-unsur PAI, contohnya siaran-siaran radio tentang tafsir al-Qur’an yang disiarkn setiap hari oleh stasiun radio, hal tersebut dapat menunjang para siswa dalam mata pelajaran al-Qur’an kemudian masih banyak yang lain yang berhubungan dengan materi PAI seperti siaran ceramah siraman rohani, cerita sejarah Islam.
2)    Menjadi sumber pengetahuan para siswa dalam memperdalam proses pembelajaran dan tentunya sumber tersebut masih berhubungan dengan matapelajaran PAI.

B.    Media Rekaman
1.    Pengertian media rekaman
Rekaman berasal dari kata dasar rekam yang artinya dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah alur-alur bunyi (suara) pada piringan hitam. Dalam pembahasan ini media rekaman berarti suara baik itu suara musik, manusia, binatang atau lainnya yang digunakan sebagai media pembelajaran. Kaitannya dalam hal ini guru atau peserta didik dapat merekam pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk kemudian diperdengarkan di kelas atau oleh peserta didik secara individual.
Sudjana dan Ahmad Rifai mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan ketrampilan yang berkaitan dengan aspek mendengarkan meliputi:
a.    Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, peserta didik mengidentifikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya.
b.    Mengikuti pengarahan. misalnya, sambil mendengarkan pernyatan atau kalimat singkat, peserta didik menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti yang sama.
c.    Melatih daya analisis. Misalnya, peserta didik menentukan urut-urutan kejadian atau suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana menjadi akibat dari pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang didengarnya.
d.    Menentukan arti dari konteks. Misalnya, peserta didik mendengarkan pernyataan yang melum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan iti berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
e.    Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang berbeda dan peserta didik mengelompokkan informasi kedalam dua kelompok itu.
f.    Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya, setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritra, peserta didik diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.
Peralatan media rekaman telah mengalami perkembangan sedemikian rupa dari waktu kewaktu. Tahapan-tahapan perkembangan media setidaknya telah mengalami empat fase, yaitu gramophone, tape recording, multitrack recording, dan digital recording.
a.    Gramophone
Gramophone adalah satu-satunya alat perekam dan playbacak yang umum digunakan, tetapi zaman mulai berubah dan mulai muncul peralatan-peralatan yang lebih canggih sehingga alat ini tidak layak untuk digunakan.
b.    Tape recording
Tape recording disini menggantikan phonograph karena lebih mudah dan biaya yang lebih terjangkau. tape mulai popular pada tahun 1950-an perkembangan tape recording ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik, proses edit menjadi mudah. Dengan adanya tape recording proses penambalan dan edit yang lebih mudah, berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.
c.    Multitrack Recording
Pada tahun 1940-an dimulainya eksperimen dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi lebih rumit hingga tahun 1960-an. Dengn adanya multitrack recording, teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan juga dapat mengeluarkan efek suara stereo.
d.    Digital Recording
Music Digital Recording (MDR) adalah sebuah teknik sistem rekaman musik secara digital dengan mempergunakan alat-alat digital, yang akhir-akhir ini telah banyak beredar seiring dengan berkembangnya teknologi komputerisasi itu sendiri.

2.    Kelebihan dan kekurangan media rekaman
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan alat perekam sebagai media pendidikan:
Kelebihan alat perekam sebagai media pendidikan:
a)    Mempunyai fungsi ganda yang efektihf sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan  setelah rekaman selesai  pada mesin yang sama.
b)    Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
c)    Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya dapat dipakai lagi.
d)    Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung mengotrolnya.
e)    Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di luar sekolah. (hasil wawancara atau rekaman-rekaman kegiatan).
f)    Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatis dan lain-lain)
g)    Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa (laboratorium bahasa).
Media rekaman mempunyai beberapa kekurangan diantaranya:
a)    Daya jangkuannya terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang massal di tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas di tempat program disajikan saja, dan
b)    Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak  jauh lebih mahal.

3.    Penggunaan media rekaman
Penggunaan media rekaman dalam pengajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media rekaman dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya. Siswa juga dapat berlatih mengenal kembali dan melatih pengucapan kata-kata dari bahasa asing, atau kata-kata yang belum dikenali.
Menurut Azhar langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media rekaman adalah sebagai berikut:
Pertama, Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi rekaman itu, dan menentukan apa yang akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama diskusi dan yang mana dijadikan penilaian pemahaman siswa.
Kedua, Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan. Variasi lain dalam mempersiapkan murid untuk mendengar adalah (1) mengidentifikasi materi judul, peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat produksi, (2) memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu, (3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan beberapa pertanyaan kunci di mana jawabannya diharapkan dapat diperoleh dari materi audio itu, (4) membuat di papan tulis daftar kata-kata kunci atau frase kunci yang terkandung dalam bahan rekaman itu, (5) menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi rekaman itu, bagaimana materi itu berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat ini, apa yang diharapkan siswa lakukan selama dan setelah mendengarkan materi rekaman itu, dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari materi itu.
Ketiga, Mendengarkan materi rekaman. Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses mendengar. Dorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan perhatian kepada materi rekaman, mendengarkan dengan pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan sadar menghubungkan apa yang didengar dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibahas sebelum program ini dimulai.
Keempat, Diskusi (membahas) materi program rekaman. Sebaiknya setelah selesai mendengar program itu, diskusi dimulai secara informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, seperti Bagian mana (gagasan mana) yang paling berkesan/ menonjol dari program itu?". Setelah itu, barulah pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan, seperti Pertanyaan mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian?", "Apakah siswa setuju dengan pandangan yang disajikan dalam program itu?", 'Dari sisi mana pandangan itu sama atau berbeda?", dan lain-lain. Diskusi ini selayaknya diakhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman (inti sari dan gagasan-gagasan utama) program rekaman itu.
Kelima, Menindaklanjuti program. Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu dengan melakukan bacaan di perpustakaan, membaca buku teks, menonton film yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan isi materi program rekaman itu.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa program rekaman dapat pula dijadikan kegiatan di rumah. Untuk membuat kegiatan mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, berbagai teknik dapat digunakan, antara lain: (1) melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman yang baik, (2) Menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas sekolah, seperti mendorong siswa untuk membuat laporan atau diskusi berdasarkan hasil kegiatan mendengar di rumah, atau dengan memberi rekomendasi buku-buku yang berkaitan program drama atau opera penting, dan (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di mana kebiasaan belajar di rumah bisa ditingkatkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan siswa mendengar, memahami, dan menghargai materi rekaman perlu diberikan beberapa contoh sebagai berikut:
1)    Mengukur kemampuan siswa memperoleh informasi dan pemahaman melalui materi rekaman dengan memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato. Ajukan pertanyaan yang menyangkut fakta atau interpretasi berdasarkan apa yang didengar.
2)    Perdengarkan satu bagian dari rekaman pidato atau drama yang siswa belum kenal. Tugaskan siswa untuk mengidentifikasi berbagai unsur, seperti pembicara, jenis kesempatan, waktu, peristiwa sebelum atau sesudahnya, dan signifikansi gagasan-gagasan yang diungkapkan.
3)    Perdengarkan seluruh atau sebagian drama, pidato atau kuliah kemudian mintalah siswa secara kritis mengevaluasi apa yang telah didengarnya dengan memperhatikan pendapat dan gagasan yang diungkapkan, kualitas drama, pengucapan pembicara, penekanan dan ekspresi, panjang pidato/kuliah, dan aspek lainnya.
4)    Dengarkan sebagian dari sajian ceritera-masalah, tetapi hentikan sebelum akhir ceritera, kemudian mintalah siswa memberikan akhir cerita menurut versi mereka berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan informasi yang berkaitan.
5)    Perdengarkan bagian akhir yang dramatis saja dari ceritera yang terkenal. Mintalah siswa mengembangkan secara kreatif unsur-unsur dasar peristiwa yang mungkin diungkapkan sebelum akhir ceritera yang telah didengar.
Secara khusus, pemanfaatan media rekaman dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu dapat digunakan seperti untuk belajar membaca al-qur’an. Guru dapat memanfaatkan kaset tape recorder tentang bacaan-bacaan ayat alqur’an. Sehingga siswa akan dapat tertarik untuk mendengarkan bacaan tersebut, karena yang membacakannya adalah orang yang telah memiliki kualifikasi seperti Qori’ Nasional dengan bacaan yang fashih dan alunan suara yang indah. Adapun yang lain seperti rekaman pidato siraman rohni, pidato pengajian yang di dalamnya mengandung unsur-unsur PAInya bahkan pada saat guru menyampaikan pembelajaran dengan ceramah juga dapat direkam dan dapat diputar kembali oleh siswa. Dengan demikian siswa akan merasa tenang dan senang serta tertarik untuk memperhatikan apa yang dibacanya.













BAB III KESIMPULAN

Radio adalah pesan atau materi siaran, pemancar radio yang berperan sebagai penerima siaran sehingga bisa didengarkan oleh para pendengar. Dalam proses pembelajaran dalam lembaga-lembaga formal radio tidak dijadikan sebagai media yang berperan sangat besar untuk proses pendidikan tersebut, namun radio disini bisa dijadikan sebagai media penunjang dalam proses pembelajaran di lembaga-lembaga tersebut. Informasi dari radio juga dapat mengembangkan wawasan pengetahuan para pendidik ataupun peserta didik dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan tentunya informasi tersebut masih ada kaitannya dengan pendidikan.
Media rekaman disini diartikan sebagai suara baik itu suara musik, manusia, binatang atau lainnya yang digunakan sebagai media pembelajaran. Media ini sebenarnya dalam proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan mempunyai andil yang sangat besar untuk menunjang perkembangan para pendidik ataupun peserta didik, karena media rekaman ini sangatlah bisa menyesuaikan dari kondisi kemampuan peserta didik hal ini dapat di contohkan misal seorang siswa yang lambat dalam menerima ilmu dari gurunya maka ia bisa merekam ceramah dari guru tersebut dan di putar berulang-ulang sampai ia paham pada waktu yang berbeda. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya. Siswa juga dapat berlatih mengenal kembali dan melatih pengucapan kata-kata dari bahasa asing, atau kata-kata yang belum dikenali. Pemanfaataan media rekaman ini samapi saat inipun masih berperan sangat besar dalam pendidikan yang terus mengalami perkembangannya.



DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, dkk. 1993. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Eduar Depari dan Colin Macdrews. 1998. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Masduki. 2003. Radio Siaran dan Demokrasi. Yogyakarta: Jendela.
Morissan. 2009. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana.
Setiadi. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogjakarta: PT Pustaka Insan Mandiri.
http://20229733.siap-sekolah.com/index.php/2010/09/24/siaran-radio-untuk-pendidikan/.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar